Saat Jantan yang Mengasuh: Fakta Unik Red Arwana dan Mouthbrooding-nya


Di dunia hewan, banyak spesies yang memiliki cara unik untuk melindungi keturunannya. Salah satu yang paling menarik adalah red arwana jantan (Scleropages formosus), yang melakukan pengorbanan luar biasa demi memastikan anak-anaknya selamat dari ancaman predator. Berbeda dengan kebanyakan ikan yang membiarkan telur mereka berkembang secara terbuka, red arwana jantan menyimpan telur-telurnya di dalam mulutnya selama 50-60 hari tanpa makan.

Perilaku ini disebut mouthbrooding, di mana sang jantan tidak hanya melindungi telur tetapi juga memberikan ruang aman bagi anak-anaknya setelah menetas. Selama masa ini, sang ayah harus berpuasa total, tidak makan sama sekali hingga anak-anaknya cukup besar untuk bertahan hidup sendiri.

Mouthbrooding merupakan strategi unik yang dimiliki beberapa spesies ikan, termasuk red arwana. Setelah betina bertelur dan telur dibuahi, sang jantan segera mengumpulkannya ke dalam mulut. Telur akan tetap berada di dalam mulutnya hingga mereka menetas menjadi larva dan berkembang menjadi ikan kecil yang lebih kuat.

Proses ini memiliki beberapa fungsi utama dalam memastikan kelangsungan hidup keturunan red arwana. Pertama, melindungi dari predator, karena lingkungan air tawar tempat ikan arwana hidup penuh dengan pemangsa yang siap memangsa telur yang tidak terlindungi. Dengan menyimpan telur di dalam mulutnya, red arwana jantan memastikan bahwa keturunannya lebih aman dari ancaman. Kedua, menjaga kondisi optimal bagi perkembangan telur, karena mulut ikan jantan menyediakan lingkungan dengan suhu yang lebih stabil, kadar oksigen yang cukup, serta perlindungan dari arus air yang berbahaya. Terakhir, proses ini juga membantu mengurangi risiko infeksi, sebab telur yang ditinggalkan di dasar air lebih rentan terhadap jamur dan bakteri. Dengan menyimpannya di dalam mulut, red arwana jantan mengurangi kemungkinan telur terkena infeksi yang dapat membahayakan perkembangan larva.

Salah satu pengorbanan terbesar yang dilakukan red arwana jantan adalah berpuasa selama 50 hingga 60 hari. Hal ini terjadi karena ikan ini tidak bisa makan sambil menjaga telur di dalam mulutnya. Jika ia membuka mulut untuk makan, telur atau larva bisa keluar dan berisiko dimangsa oleh predator.

Sebagai akibat dari puasa ini, sang jantan akan kehilangan berat badan secara signifikan. Untuk mengatasinya, sebelum musim kawin, ikan red arwana biasanya mengonsumsi lebih banyak makanan untuk menyimpan energi. Cadangan energi inilah yang menjadi sumber kekuatan bagi jantan selama masa mouthbrooding.

Meskipun sulit, perilaku ini adalah naluri alami yang telah berkembang selama ribuan tahun untuk memastikan spesies ini dapat bertahan dan berkembang biak dengan sukses.

Proses perkembangan telur di dalam mulut red arwana jantan terjadi dalam beberapa tahap yang berlangsung selama sekitar 60 hari. Pada hari pertama hingga ketujuh, telur yang telah dibuahi mulai berkembang setelah disimpan di dalam mulut jantan. Memasuki hari kedelapan hingga ke-20, larva mulai terbentuk dan masih membawa kantung kuning telur sebagai sumber makanan utama mereka. Selanjutnya, pada hari ke-21 hingga ke-40, larva berkembang menjadi ikan kecil dengan bentuk yang semakin jelas. Pada tahap akhir, yakni hari ke-41 hingga ke-60, anak ikan mulai keluar sesekali dari mulut jantan untuk berenang di sekitarnya, tetapi tetap kembali ke dalam mulut saat merasa terancam, hingga akhirnya mereka siap untuk hidup mandiri.

Setelah lebih dari 50 hari, anak-anak ikan akhirnya cukup kuat untuk hidup sendiri, dan sang jantan akan melepaskan mereka ke perairan terbuka. Namun, jika ada ancaman, anak-anak ikan masih bisa kembali ke dalam mulut ayahnya untuk berlindung selama beberapa hari tambahan.

Setelah menyelesaikan tugasnya, ikan red arwana jantan biasanya mengalami kelelahan dan kehilangan berat badan yang signifikan. Namun, setelah anak-anaknya mulai mandiri, ia akhirnya bisa kembali makan. Dalam beberapa minggu setelah mouthbrooding, ia akan kembali mencari makanan secara normal untuk mengembalikan kondisinya.

Pada masa ini, makanan yang kaya protein seperti ikan kecil, udang, atau serangga air sangat penting untuk mempercepat pemulihannya. Seiring waktu, ikan jantan akan kembali ke kondisi semula dan siap untuk kembali berkembang biak di musim kawin berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Papercraft Workshop: Belajar Seni Melipat Kertas dengan Sharky, Maskot Sea World Ancol

Promo Ramadhan! Tiket Masuk SeaWorld Ancol Diskon 50%

Cara Mudah Menuju BXSea dengan Transportasi Umum yang Praktis