Mengintip Komunikasi Rahasia Para Penyelam Jakarta Aquarium & Safari
Di balik gemerlap lampu biru dan debur riak air yang
menenangkan di Jakarta Aquarium & Safari (JAQS), tersimpan sebuah dunia
sunyi yang tak kalah menakjubkan. Di dalam tangki-tangki raksasa yang menjadi
rumah bagi ribuan satwa laut, para penyelam profesional menjalankan tugas
mereka dengan penuh dedikasi. Namun, ada satu hal unik yang membedakan
pekerjaan mereka dari pekerjaan lainnya adalah komunikasi mereka tidak
menggunakan suara, melainkan bahasa tangan bawah air yang disebut “Diver
Hand Signals.”
Karena tidak bisa berbicara di dalam air akibat penggunaan
alat selam, para penyelam mengandalkan gerakan tangan sebagai satu-satunya alat
komunikasi. Bahasa tangan ini bukan hanya sekadar simbol, tapi menjadi kunci
utama keselamatan, koordinasi, dan efisiensi dalam menjalankan berbagai tugas
penyelaman seperti pemberian makan, pengecekan kondisi tangki, hingga
pemantauan kesehatan hewan.
Mulai dari sinyal sederhana seperti “OK” yang dilakukan
dengan membentuk lingkaran antara ibu jari dan telunjuk, hingga isyarat “Naik
ke permukaan” yang ditunjukkan dengan jari telunjuk mengarah ke atas. Bahkan,
saat melihat sesuatu yang menarik seperti ikan hiu, penyelam akan menirukan
gerakan tangan menyerupai sirip di atas kepala ... merupakan sinyal universal yang
berarti “lihat, ada hiu!”
Para penyelam JAQS memiliki pelatihan khusus untuk memahami
dan menggunakan bahasa tangan ini. Sebelum menyelam, mereka akan menyusun
rencana penyelaman lengkap, termasuk jenis sinyal apa yang akan digunakan
sesuai skenario di dalam air. Hal ini penting mengingat suasana di dalam tangki
tidak hanya penuh dengan air, tapi juga tekanan, arus buatan, hingga satwa yang
bisa bergerak tak terduga.
“Bahasa tangan ini membuat kita tetap terhubung meski berada
di dalam dunia sunyi,” ujar salah satu penyelam JAQS. “Dengan satu gerakan
sederhana, kami bisa menginformasikan kondisi, meminta bantuan, atau sekadar
menunjukkan hal menarik kepada rekan di sebelah.”
Uniknya, komunikasi ini tidak hanya terbatas antara sesama
penyelam, tetapi juga menjadi bagian dari interaksi edukatif kepada pengunjung.
Dalam beberapa sesi presentasi bawah air, penyelam akan menggunakan bahasa
tangan untuk menyapa pengunjung melalui kaca, memberi isyarat tentang satwa
yang sedang mereka lihat.
Para pengunjung, terutama anak-anak, kerap dibuat terpukau
melihat penyelam “berbicara” tanpa suara. Mereka sering kali mencoba meniru
gerakan tersebut dari luar kaca, menciptakan momen interaktif yang hangat
antara manusia dan dunia bawah laut.
Dibalik keseruan itu, penggunaan bahasa tangan bawah air
memiliki nilai yang lebih dalam. Ini adalah bentuk komunikasi non-verbal yang
mengandalkan kerja sama tim, kepercayaan, dan pemahaman mendalam terhadap
lingkungan sekitar. Dalam dunia di mana suara tak berguna, setiap gerakan
menjadi vital dan bermakna.
Selain sebagai alat komunikasi, penggunaan Diver Hand
Signals juga mencerminkan kedisiplinan tinggi dan standar keselamatan yang
dijunjung JAQS. Setiap penyelam harus benar-benar memahami sinyal-sinyal ini
agar dapat bekerja secara efektif tanpa risiko.
Melalui keunikan ini, Jakarta Aquarium & Safari tidak
hanya memperlihatkan keindahan biota laut, tetapi juga memperkenalkan satu sisi
kehidupan bawah laut yang jarang terlihat yaitu bagaimana manusia dan alam bisa
saling memahami tanpa kata-kata.
Bagi kamu yang penasaran ingin melihat sendiri bagaimana
para penyelam berkomunikasi dengan bahasa tangan di dalam air, kamu bisa
mengunjungi JAQS yang terletak di dalam Neo Soho Mall, Jakarta Barat. Saksikan
langsung momen saat penyelam mengirim sinyal “semua aman” atau “lihat ke sana!”
sambil berenang bersama ikan-ikan eksotis, sebuah pengalaman yang bukan hanya
mendidik, tetapi juga menghibur.
Karena di dunia bawah laut, diam bukan berarti tak berkata
apa-apa tapi terkadang, satu gerakan tangan bisa menceritakan ribuan kisah.
Komentar
Posting Komentar